‘’BUDAYA SUKU
TENGGER’’
Suku Tengger adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa
Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan malang.
Suku Tengger merupakan sub Suku Jawa menurut sensus BPS tahun 2010.
Ada 3 teori yang menjelaskan asal nama
Tengger:
·
Tengger berarti berdiri tegak atau berdiam
tanpa gerak, yang melambangkan watak orang Tengger yang berbudi pekerti luhur,
yang harus tercermin dalam segala aspek kehidupan.
·
Tengger bermakna pegunungan, yang sesuai
dengan daerah kediaman suku Tengger.
·
Tengger berasal dari gabungan nama leluhur
suku Tengger, yakni Roro Anteng dan
Joko Seger.
Orang-orang suku Tengger dikenal taat
dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung
dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro
Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama
Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Roro An-"teng" dan
"ger" akhiran nama dari Joko Se-"ger".
Perasaan sebagai satu saudara dan satu
keturunan Roro Anteng-Joko Seger itulah yang menyebabkan suku Tengger tidak
menerapkan sistem kasta dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo)
dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan
upacara Yadnya Kasada atau kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah
pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara yakni Pura Luhur Poten
Bromo dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah
malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan
kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan jawa. Upacara adat lain yang
diamalkan masyarakat Tengger adalah unan-
unan, leliwet, entas-entas, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar