Sabtu, 29 November 2014

CARA PEMBUATAN ROBOT SEDERHANA TANPA PROGRAM (BEETLEBOT)




BEETLEBOT
Beetlebot 1
Beetlebot 2


Beetlebot adalah robot sederhana yang dibuat tanpa processor,program,dan sensor.
Tanpa perlu bicara panjang lebar,mari kita lihat proses pembuatannya

beserta link videonya di akhir pembahasan :)
Chekitdot ==>>

Komponen robot:
·                     2 buah dinamo motor 1,5 Volt (bisa diambil dari mainan mobil bekas)
·                     2 buah klip penjepit kertas kecil
·                     1 buah klip penjepit kertas besar
·                     2 buah baterai ukuran AA
·                     1 buah dudukan baterai AA
·                     1 batang lem bakar
·                     1 buah roda kecil (bentuknya sesuai kreasi anda)
·                     1 meter kabel tunggal kecil/kabel jumper
·                     2 buah saklar SPDT (saklar tape-mobil)
·                     saklar power on/off 

Alat-alat:

1solder listrik
2. glue gun

3. tang potong
4. tang lancip
Pembuatan: 
1. Siapkan alat dan bahan untuk membuat robot:



2.
 Potong kabel sekitar 10cm dan solderlah setiap kabel ke masing-masing komponen seperti gambar.

 
 3. Ambil dudukan baterai dan sambung bagian terminal tengahnya dengan sebuah kabel.

 
 
4. Tempelkan (Lem dengan lem bakar) 2 buah saklar SPST yang telah diberi kabel ke bagian bawah dudukan baterai dengan membentuk seperti huruv V.


 
 5. Lem juga pada dudukan baterai 2 buah motor yang telah diberi sambungan kabel pada terminalnya seperti gambar di bawah.
 
 
 6Buatlah semacam roda belakang dengan menggunakan klip kertas dan bola/roda kecil. Tempelkan lalu lem pada dudukan baterai.

 


 

 7. Cara penyambungan kabel-kabelnya seperti gambar di bawah ini.


sambungkan  kaki paling atas saklar menggunakan jumper pada kedua saklar tersebut dan solder
kemudian sambungkan positif battery atau kabel warna merah ke kaki saklar paling atas
lalu sambungkan kaki saklar yang tengah pada kedua saklar tersebut dan sambungkan negatif battery atau kabel warna hitam pada kaki tengah saklar.
untuk kaki paling bawah saklar sambungkan  pada dinamo/motor dc seperti pada gambar di atas.


8. Buat semacam antena kumbang dari clip kertas lalu tempelkan dan lemkan pada masing-masing kedua tuas saklar SPST.





9. Selesai... Tinggal masukkan baterainya dan mainkan.

 




Referensi by http://kanaksasak96.blogspot.com/2013/12/cara-pembuatan-robot-sederhana-tanpa.html

Jumat, 21 November 2014

Pendidikan dan Konflik Sosial di Sekolah

11-Ahamdulillah-Siap-jadi-JUARA
A. Pengertian Pendidikan
Dalam arti sederhana, pendidikan bisa diartikan sebagai proses sosialisasi, yakni usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuaidengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Dalam Undang-Undang System Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I, dikatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pada bab 2 pasal 3 dijelaskan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. Arti dan Dinamika Konflik Social di Sekolah
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Sementara itu, konflik sosial bisa diartikan menjadi dua hal. Pertama, perspektif atau sudut pandang yang menganggap konflik selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosial. Kedua, konflik sosial merupakan pertikaian terbuka seperti perang, revolusi, pemogokan, dan gerakan perlawanan. Soerjono Soekanto menyebutkan konflik sebagai pertentangan atau pertikaian, yaitu suatu proses individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan, disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.
Dalam lingkungan sekolah, konflik social bisa diartikan sebagai pertentangan atau pertikaian antara satu individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain yang terjadi di lingkungan sekolah. Bila kelompok kelas mengejar suatu tujuan dan mendapatkan suatu rintangan, maka timbullah perilaku agresif, disinilah terjadi konflik pada diri mereka. Hal ini berhubungan erat dengan motivasi. Semakin besar motivasi untuk mendapatkan tujuan, bila mendapat rintangan, semakin besar pula konflik yang akan terjadi. Begitu pula semakin besar rintangan yang mereka jumpai dalam mencapai tujuan semakin besar pula agresif mereka.
Konflik dan agresif ditunjukkan oleh kelompok dalam kondisi tertentu. Hukuman yang diantisipasi merupakan suatu gangguan dari seseorang atau kelompok. Bila hukuman Nampak bagi mereka lebih lemah daripada pelanggaran, maka pelanggaran tersebut akan diteruskan.
Konflik dalam kelompok lebih dapat dihalangi oleh mereka yang mempunyai status tinggi daripada berstatus rendah. Misalnya perkelahian anak dapat dihentikan oleh gurunya, tetapi tidak dapat dihentikan oleh teman yang sebaya. Kelompok yang terorganisasi menunjukkan reaksi agresif yang lebih bersifat langsung daripada kelompok yang tidak terorganisasi, seperti lebih bersifat menyerang dan sebagainya. Sebab kelompok yang terorganisasi punya kesatuan perasaan yang lebih besar dan lebih kompak menerima cara bertindak. Sedang kelompok yang tidak diorganisasi sebaliknya.
Cukup sukar untuk mencari sebab-sebab permusuhan atau konflik sebab seringkali sedikit atau tidak ada hubungan antara reaksi permusuhan dengan orang atau kondisi yang menunjukkan permusuhan tersebut. Seringkali antara kedua variable itu tidak rasional. Antar lain konflik terjadi karena kelompok tidak dapat mengidentifikasi sumber problem.
C. Contoh-contoh konflik di sekolah
1. Munculnya kelompok-kelompok atau geng
Geng merupakan salah satu dari kelompok sosial yang dapat tercipta dalam lingkungan sekolah hal ini dapat terjadi disebabkan karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri di dunia. Terlebih lagi Sekolah Menengah Atas yang muridnya merupakan remaja yang secara psikologi kemampuan berpikir mereka sedang berkembang, memperluas pergaulan sesama siswa dan berpaling kepada teman sebaya yang lebih mengerti kondisi emosi kita. sehingga tidak menerima lagi masukan orang tua secara mentah-mentah .dan sekolah merupakan tempat kedua mereka setelah dirumah karena sebagian waktu mereka dalam sehari mereka habiskan di sekolah. jadi sangat memungkinkan sekolah menjadi sarana untuk hal tersebut.
Faktor penyebab munculnya geng pelajar di sekolah antaralain sebagai berikut :
a. Pengawasan kegiatan anak setelah kegiatan di sekolah yang masih kurang.
b. Kurangnya kegiatan di luar akademik yang sesuai dengan bakat dan minat remaja.
c. Peraturan yang kadang membuat siswa bosan dan memilih hal-hal yang menghindar dari peraturan tersebut.
d. Munculnya orang-orang di luar lingkungan pendidikan yang mempengaruhi dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan negatif sehingga terbentuk geng.
e. Pencarian jati diri untuk menunjukkan kekuatan dan kekuasaan.
2. Fenomena tawuran antar pelajar
Tawuran antar pelajar mungkin sudah menjadi hal yang biasa belakangan ini. Media masa selalu memberitakan tentang fenomena yang terjadi diantara para remaja yang masih menempuh pendidikan. Waktu yang seharusnya mereka lakukan untuk belajar justru mereka gunakan untuk saling menyerang satu sama lain. Tawuran antar pelajar ini semakin menjadi semenjak dibentuknya geng-geng, rasa persahabatan yang kuat membuat mereka merasa bagaikan satu tubuh. Apabila ada anggota yang mendapat masalah, maka seluruh anggota akan ikut turun tangan untuk menyelesaikannya. Yang menjadi masalah adalah emosi yang belum stabil pada usia mereka. Masalah yang semula kecil bisa berakibat fatal karena dihadapi dengan penuh emosi.
Penyebab terjadinya tawuran antar pelajar antara lain:
a. Sebab terkecil yang melatar belakangi tawuran yaitu saling ejek satu sama lain, hingga kemudian diantara mereka ada yang tidak terima lalu mereka menyerang kubu yang lain.
b. Dendamnya seorang siswa, hingga ia berusaha untuk membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap telah merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah.
c. Tingkat kestresan dalam menghadapi materi pelajaran. Seperti yang diketahui bahwa materi pelajaran yang ada di sekolah cukup bannyak dan berat. Akhirnya stress yang mereka alami itu mereka tumpahkan dalam bentuk yang tidak terkendali yaitu tawuran.
d. Factor lain adalah lemahnya pemahaman tentang agama serta aplikasinya. Mereka tidak tertarik dengan hal keagamaan, sehingga pemahaman mereka kurang. Selain itu, mereka tidak diajarkan untuk aktik mempraktekkan materi yang mereka dapat. Mereka hanya mengetahui teori dan lemah dalam hal praktek.
D. Penanganan Konflik
Bila kelompok menunjukkan agresif atau permusuhan, langkah pertama yang harus diambil oleh guru adalah menganalisa situasi. Setelah tahu akar permasalahanya, yang terpenting adalah segera mencari soluri. Dalam hal ini semua pihak harus ikut berperan, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
1. Peranan keluarga dalam penyelesaian masalah ini.
a. Pendidikan yang mendasar di mulai di rumah. Orangtua harus aktif menjaga emosi anak. Pola mendidik sebaiknya juga harus diubah. Orangtua tidak seharusnya mendikte anak, namun memberi keteladanan.
b. Selain itu, tidak mengekang anak untuk melakukan sesuatu dan biarkan mereka berekspresi selama masih dalam batas yang wajar.
c. Menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta kondisi rumah yang nyaman dan kondusif. Yang tidak kalah penting adalah membatasi anak-anak dalam melihat tayangan televisi yang mengandung unsur kekerasan. Orangtua harus pandai memilih tontonan yang positif bagi anak sehingga dapat dijadikan teladan. Membatasi anak usia remaja memang lebih sulit, karena setiap informasi dapat mereka akses dari manapun.
d. Penanaman nilai-nilai keagamaan semenjak dini perlu dilakukan, sehingga anak akan dapat membentengi diri mereka dari hal negative apabila tidak berada dilingkunagn keluarga.
2. Peranan sekolah sangat penting dalam penyelesaian masalah ini.
a. Untuk meminimalkan konflik, sekolah harus membuat tata tertib yang ketat agar siswa bisa lebih disiplin.
b. Selain itu juga diperlukan peran BK dalam pembinaan mental siswa. BK membantu menemukan solusi bagi siswa yang mendapat masalah. Sehingga hal-hal yang dapat memicu terjadinya konflik dapat dicegah.
c. Mengkondisikan suasana yang ramah dan penuh kasih sayang. Guru tidak hanya berperan sebagai penyalur pengetahuan, namun juga berperan sebagai orangtua yakni mendidik.
d. Menyediakan fasilitas untuk menyalurkan energy siswa. Contohnya meyediakan kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa. Pada usia remaja energy mereka tinggi, sehingga perludisalurkan lewat kegiatan yang positif sehingga tidak mengarah pada hal yang merugikan.
3. Peranan masyarakat dalam penyelesaian masalah.
a. Masyarakat memberikan ruang bagi remaja untuk berekspresi.
b. Mengapresiasi tindakan-tindakan positif yang dilakukan remaja.
c. Memberikan keteladanan diluar lingkup keluarga.
4. Peranan pemerintah dalam penyelesaian masalah.
a. Dalam penyeleggaraan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah membutuhkan dana. Sehingga pemerintah harus memberikan subsidi untuk meningkatkan sarana dan prasrana kegiatan tersebut.
b. Pemerintah harus tegas menerapkan sanksi hukuman. Memberikan efek jera pada siswa yang melanggar peraturan, sehingga ia akan berfikir berkali-kali untuk mengulangi hal yang sama. Apabila melihat sanksi yang tegas, maka orang lain pun akan segan untuk menirunya.

Kamis, 20 November 2014

INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI PEMUDA

 








PENGERTIAN PEMUDA 

Pemuda adalah semangat untuk berkarya. Seratus tahun yang lalu, kita mengenal Budi Oetomo sebagai organisasi intelektual bangsa yang mengubah cara Indonesia untuk merebut hakekat kemerdekaannya. Enam puluh tiga tahun yang lalu, pemuda dengan keberaniannya mendesak Soekarno dan Moch. Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan negeri kita tercinta ini. Dan Enam puluh tiga tahun satu bulan yang lalu, Bung Tomo dengan semangat kepemudaannya berkoar di kota Surabaya dan meneriakkan kalimat, “Merdeka atau Mati”. Namun, tiga minggu yang lalu, di koran kompas disebutkan, lebih dari 83,2 persen koresponden Indonesia menyatakan, kini jiwa kepahlawanan dan semangat kepemudaan telah luntur dan disalahartikan. Betapa ironi sekali negara ini. Kemana Indonesia akan bisa melangkah ? Krisis kepemudaan telah melanda negeri ini. Indonesia kini sangat susah untuk melahirkan Soekarno-soekarno baru. Bintang sinetron pun tanpa disadari menjadi pahlawan dan panutan baru yang semu dalam setiap aktivitas.
Krisis kepemudaan ini harus segera ditindak lanjuti, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di kampus harus mampu menimbulkan percikan-percikan semangat baru, semangat kepahlawanan pemuda, yang dapat diwujudkan dengan semangat berkarya untuk bangsa. Sumpah Pemuda adalah contoh karya nyata yang dibuat oleh pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia pada tahun 1928 yang lalu. Bisakah kita sebagai generasi penerus berkarya untuk bangsa seperti mereka ? Dan apakah moment hari pahlawan dan satu abad kebangkitan bangsa telah mampu menjadi bahan evaluasi diri sampai sejauh mana kita telah berkarya ? Jawabannya harus ditanyakan kepada diri kita masing-masing.

Setiap tahun, satu juta anak negeri Indonesia yang tidak menemukan sumber nafkah di negerinya sendiri mengais rezeki di negeri orang. Pendudukan miskin menjadi 35 juta jiwa. Ada sekitar 13 juta jiwa yang masih belum bisa membaca dan menulis. Pengangguran terus meningkat menjadi 9 juta jiwa. Kemiskinan, pengangguran, serta korupsi yang meluas dan melanda negeri ini memerlukan pahlawan-pahlawan baru yang dapat diwujudkan oleh pemuda dengan segenap karya-karyanya. 
Pemuda juga dapat diartikan sebagai suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan , terutama dari generasi lainya.hal ini dapt dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus , generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Selain itu Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.


Internalisasi belajar dan Sosialisasi

Internalisasi adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.

Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Proses Sosialisasi

Ada 2 teori proses sosialisasi yang paling umum digunakan, yaitu teori Charles H. Cooley dan teori George Herbert Mead.

Teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran interaksi antar manusia yang akan menghasilkan konsep diri (self concept). Proses pembentukan konsep diri ini yang kemudian disebut Cooley sebagai looking-glass self terbagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut.

” Seorang anak membayangkan bagaimana dia di mata orang lain.”

Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi dan sering menang di berbagai lomba.

“Seorang anak membayangkan bagaimana orang lain menilainya.”

Dengan perasaan bahwa dirinya hebat, anak membayangkan pandangan orang lain terhadap dirinya. Ia merasa orang lain selalu memujinya, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang lain terhadap dirinya. Misalnya, orang tua selalu memamerkan kepandaiannya.

“Apa yang dirasakan anak akibat penilaian tersebut”

Penilaian yang positif pada diri seorang anak akan menimbulkan konsep diri yang positif pula.

Semua tahap di atas berkaitan dengan teori labeling, yaitu bahwa seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak di beri label “nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum tentu benar.

Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut.

• Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan” tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.

PERANAN SOSIAL MAHASISWA DAN PEMUDA DI DALAM MASYARAKAT

Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan social kemasyarakatan.
Peranan pemuda dalam masyarakat
Masyarakat membutuhkan peran sertapemuda untuk kemajuan bersama.
Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat. Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya kekuasaan.

PEMUDA DAN IDENTITAS

·Pengertian Pemuda

Pemuda adalah sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melainkan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda. Karena kalau bukan para pemuda pemuda, siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan bangsa kita kedepannya.
·      
        Penertian Identitas

Sedangkan identitas atau jati diri (kepribadian) adalah sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya. Siapa dia dan bagaimana dia.

POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA


Rangkaian kebijaksanaan pokok dalam pembangunan di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda dalam Repelita II mencakup sejumlah kegiatan lanjutan, perluasan dan peningkatan berbagai usaha selama Repelita I. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pemecahan keseluruhan masalah yang mendesak secara lebih mendasar. Masalah-masalah di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda antara lain menyangkut perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, keserasian (relevansi) pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, tepat guna dan hasil guna pengelolaan sistim pendidikan, peningkatan dan perluasan pendidikan luar sekolah, pembinaan generasi muda pada umumnya, pembinaan olah raga, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda. Berbagai masalah tersebut berkaitan satu sama lain sehingga keseluruhan kebijaksanaan dalam mengatasinya secara lebih mendasar dengan sendirinya merupakan suatu kebulatan pula.
Langkah-langkah kebijaksanaan yang digariskan dalam Repelita II telah mengarahkan penyusunan program-program utama untuk mencapai sasaran-sasaran pokok di bidang pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui pelaksanaan rencana tahunan. Garis-garis kebijaksanaan terse-but antara lain adalah sebagai berikut:
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sebagai pencerminan dari azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah Dasar, yaitu dengan membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin perluasan daya tampung SD untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang pada akhir Repelita II diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini, perhatian khusus diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam jumlah yang memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Demikian pula kesempatan belajar pada sekolah lanjutan pertama bagi lulusan SD akan diperbesar dengan sekaligus memperhitungkan kenaikan proporsi lulusan SD yang ingin melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya daya tampung Sekolah Pendidikan Guru (SPG) akan ditingkatkan sesuai dengan kebijaksanaan perluasan pendidikan dasar yang memerlukan guru tambahan. Dalam pada itu kapasitas Sekolah Teknik Menengah (STM) dan sekolah-sekolah kejuruan lainnya akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan terhadap tenaga trampil dan bermutu. Selanjutnya, pada tingkat pendidikan tinggi, perluasan kesempatan studi akan lebih diarahkan kepada bidang-bidang studi tertentu yang selama ini relatif belum mencukupi.
Dalam pada itu, kebijaksanaan pemerataan kesempatan belajar ditunjang pula oleh kebijaksanaan pengadaan berbagai jenis beasiswa di semua jenis dan tingkat pendidikan, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa yang berbakat atau mampu berprestasi namun keadaan sosial ekonominya relatif lemah.
1.      Permasalahan generasi muda
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Problem itu disebabkankarena akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbulah harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih baik dari pada orang tuanya.
Masalah antar generasi merupakan salah satu kesalahan masyarakat yang dikenal sejak dulu kala. Yang dipernasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa masalah antar generasi mencerminkan bagaimana kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Sehubungan dengan ini para ahli sosial berpendapat bahwa masalah antar generasi kurang dan hampir tidak terdapat dimasyarakat tradisional. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa antar generasi merupakan suatu masalah modern.
Berbagai macam permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a.       Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk jiwa pemuda.
b.      Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.       Belum keseimbangannya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d.      Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tinggi nya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktifitas oleh nilai-nilai kekuasaan dan sebagainya.
e.       Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelefansikan pendapat sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
Dengan demikian bagaimana semua masalah itu agar dapat dipecahkan olah masyarakat merupakan cerminan kebudayaan masyarakat itu sendiri.

POTENSI - POTENSI GENERASI MUDA

Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang

Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,

Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.

Optimis dan Kegairahan Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.

Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.

Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.

Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan. Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.

Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.

Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
Tujuan pokok sosialisasi
Tujuan sosialisasi ada 4 yaitu:
Memberikan ketrampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Membantu mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada dimasyarakat.                

PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam — sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka — walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :

1. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara

2. Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta             
3. Pengertian pemuda wajib mengenyam pendidikan tinggi.
Mengapa semua individu khususnya di Indonesia wajib mengenyam pendidikan selama 12 tahun? maka jika tidak, akan terjadi akibat seperti Pengangguran Semakin Banyak, Generasi Muda tidak ada, perampokan, pembunuhan dan lain sebagainya. (Menakutkan bukan) faktor: hanya karena  pendidikan yang mahal. Syukurlah pemerintah punya program sekolah gratis selama 9 tahun, “itu setahu saya karna saat SMA saya masih bayar”. Jadi kesimpulannya mengapa individu harus mengenyam pendidikan adalah  karna setiap individu harus sekolah Minimal selama 12 tahun agar disaat seseorang beranjak dewasa, seseorang itu dapat bermanfaat sebagai pemuda yang aktif didalam lingkungan masyarakat dan akan menjadi Generasi Penerus yang akan menjadi Pemimpin yang baik mengerti rakyat dan memajukan bangsa ini ke arah yang lebih baik.                    

KESIMPULAN


Pemuda adalah investasi untuk sebuah negara  , bangsa ataupun keluarga. Maju mundurnya suatu negara atau bangsa di tentunkan oleh pemuda itu sendiri. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah. Bahkan dalam sejarah perang di dunia ada pepatah bila ingin menghancurkan sebuah bangsa atau negara , negara dan agama khususnya.







http://studentsite.gunadarma.ac.id
http://baak.gunadarma.ac.id
www.gunadarma.ac.id

Senin, 17 November 2014

tugas v-class


TUGAS V-CLASS
NAMA  : DIAN PUTRA
NPM      : 12414993
KELAS    : 1IB04



ONE LINE GEDUNG 3 TINGKAT DENGAN 3 PHASE

gambar kerja Instalasi 3 Fase untuk Gedung Bertingkat

PENGAWATAN GEDUNG 3 TINGKAT DENGAN 3 PHASE
gambar Instalasi 3 Fase untuk Gedung Bertingkat

PENJELASAN  PEMBAGIAN 3 PHASE :
 Pembagian 3 phase di bagi menjadi  R S T , Berikut penjelasannya:
Phase T :  mengalir ke saklar seri lantai dasar yang menyalakan 2 buah lampu TL lantai dasar , Kemudian phase mengalir ke stop kontak lantai 2 , dari stop kontak lantai 2 phase mengalir ke tombol tekan on yang berada di lantai 1 , dari tombol tekan on lantai 1 phase mengalir ke saklar langkah lantai 1 yang menyalakan 2 lampu TL yang berada pada lantai 1 dan 2 , dari saklar langkah yang berada di lantai 1 phase masuk ke tombol tekan on yang berada pada lantai 2
 Phase S : mengalir ke 1 saklar cahaya yang berada di lantai dasar , saklar cahaya yang berada dilantai dasar berfungsi untuk menyalakan 2 buah lampu pijar yang berada di lantai dasar , kemuadian phase masuk ke stop kontak yang berada pada lantai 1 , dari stop kontak lantai 1 phase mengalir ke saklar seri yang berada di lantai 2 , saklar seri yang berada dilantai 2 berfungsi untuk menyalakan 2 buah lampu TL yang berada dilantai 1
 Phase R : mengalir ke tombol tekan on yang berada dilantai dasar yang menyalakan lampu Tl yang masing –masing lampu TL berada di lantai 1 dan lantai 2  , dari tombol tekan on yang berada dilantai dasar phase mengalir ke saklar langkah yang berada di lantai dasar , saklar langkah yang berada dilantai dasar berfungsi untuk menyalakan 2 buah lampu TL yang masing-masing lampu Tl berada dilantai dasar dan dilantai 1 , dari saklar langkah yang berada di lantai dasar phase mengalir ke tombol tekan on yang berada di lantai 1 ,
PEMBAGIAN NETRAL :
Netral : Netral masuk ke 10 Lampu TL
                Netral masuk ke 2 Lampu Pijar
                Netral masuk ke 3 Stop kontak
                Netral masuk ke 1 Saklar cahaya
 

Referensi by  :http://faizalnizbah.blogspot.com/